Kenapa kita lebih membutuhkan hati yang cantik dibanding
paras yang cantik?
Berapa banyak populasi perempuan saat ini di dunia yang
perbandingannya sudah jauh dengan populasi laki-laki, dan berapa banyak dari
populasi perempuan tersebut yang masih khawatir dengan kondisi fisik mereka.
Tidak heran, untuk perawatan kulit saja, para perempuan ini rela menghabiskan
ratusan juta rupiah, hanya untuk; terlihat lebih putih, tanpa bulu, tanpa
jerawat, dan sebagainya, dan sebagainya. Terlepas dari tidak pernah puasnya
manusia akan segala sesuatu, maka perempuan menempati posisi paling depan
mengenai kecantikan.
Apakah naluri seorang perempuan memang seperti itu? Saya
pikir, ya. Siapa sih yang tidak iri dengan seseorang yang hampir tidak kurang
sedikitpun? Tubuhnya tinggi semampai, proporsional, wajah tirus, mata bulat,
bulu mata dan alis tebal, kaki jenjang, dan sebagainya. Orang-orang sudah
menanam definisi cantik yang demikian dalam benak mereka. Maka, bagi seseorang
yang memiliki kondisi fisik sebaliknya, ia akan merasa sangat ‘minder’ dengan
perempuan sempurna itu. Tapi hei, apakah definisi perempuan cantik sebenarnya adalah
yang demikian? Sahabatku, tentu saja jawabannya adalah bukan. Cantik, tidak
memiliki definisi. Cantik hanyalah sebuah argumen, sebuah kenisbian. Sama
halnya seperti kata “enak”. Tidak selamanya definisi enak menurut kalian sama
dengan definisi enak menurut orang lain. Memiliki tubuh yang sempurna layaknya
seorang model, misalnya, tidak akan menjamin Allah menganggapmu cantik. Yap,
kita langsung lari ke Allah, bukan lagi pada manusia. Karena, kebanyakan kita
hanya mengejar penilaian manusia, bukan penilaian Sang Pencipta.
Satu hal yang perlu kalian ketahui, bahwa ada yang lebih
penting dibandingkan dengan paras yang cantik. Apakah itu? Hati yang cantik. Dua
hal ini, memiliki perbedaan. Jika kecantikan paras itu bisa terlihat, maka
tidak dengan kecantikan hati. Jika kecantikan paras itu tercipta dengan
tebalnya make up, maka tidak dengan kecantikan hati. Jika kecantikan
paras itu terjaga dengan perawatan serba mahal, maka tidak dengan kecantikan
hati. Kecantikan hati, hanya bisa terlihat oleh hati yang bersih, hati yang
tampan pada diri laki-laki. Kecantikan hati, tidak tercipta oleh tebalnya
bedak, merahnya lipstik, eyeliner on point, seberapa lama menggambar
alis, tidak begitu. Kecantikan hati justeru akan tercipta oleh hal-hal yang
sangat sederhana; berprasangka baik, misalnya. Kecantikan hati, akan terjaga
hanya oleh orang-orang yang berani untuk istiqomah. Dan sahabatku, yang paling
penting adalah, Islam, menganjurkan kita untuk mempercantik hati, bukan
mempercantik diri, apalagi dengan langkah-langkah yang dibenci Allah.
Dikutip dari Hadits Riwayat Muslim No. 1467, menyebutkan
bahwa “Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia
adalah wanita shalihah.” Hadits ini, hanya satu di antara sekian banyak hadits
yang mengagungkan wanita shalihah, bukan wanita yang cantik.
Lantas, jika seperti itu, ya sudahlah, saya tidak perlu
repot-repot perawatan, tidak perlu rajin cuci muka dan sebagainya. Bukan
begitu, sahabat. Ketika kita sudah memiliki hati yang cantik, nan bersih, maka
kita akan mencintai kebersihan di luar diri kita. Perawatan itu harus, lho.
Yang tidak boleh itu, adalah berlebihan dalam hal tersebut, sampai menghambur-hamburkan
uang, apalagi dengan metode yang menentang takdir, yang berniat untuk mengubah
ciptaan Allah, mengesankan ketidaksyukurannya kita pada pemberian-Nya. Maka,
tidak ada salahnya koq, kita berdandan agar terlihat rapi.
Lantas bagaimana untuk memiliki hati yang cantik? Kabar
gembiranya adalah, memiliki hati yang cantik tidak serepot menggambar alis,
koq. Tidak serumit memasang bulu mata, pun memakai eyeliner. Hati yang cantik
bisa tercipta dengan hal-hal yang sangat sederhana. Kalian tidak menghujat
orang, tidak mengomentari hidup orang, tidak iri terhadap seseorang, maka
kalian telah mempercantik hati kalian. Apalagi, kalian berprasangka baik, tidak
suudzon, berpikir positif, maka kalian itu sangat cantik. Mudah sekali,
bukan?
Bermimpilah untuk memiliki hati yang cantik. Merasa iri-lah
pada mereka yang mampu memperbaiki diri, memiliki kelembutan hati, dan memiliki
keteguhan jiwa. Tiru-lah mereka yang selalu ingin berbuat baik. Tak apa, jika
orang lain tidak bisa melihat kecantikan itu. Karena sekali lagi, hati yang
cantik akan ditemukan oleh hati yang tampan. Tidak mungkin hati yang kotor bisa
melihat kecantikan hati kita. Puluhan tahun ke depan, kulit kita akan mengerut,
rambut kita akan memutih, segala yang kita banggakan tidak akan secantik ini
lagi. Maka jika kita senantiasa memiliki hati yang cantik, orang terbaik-lah
yang akan berada di samping kita sampai waktu itu tiba J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar