Sabtu, 02 Juni 2018

Sudut Pandang Sebuah Kecantikan


Kenapa kita lebih membutuhkan hati yang cantik dibanding paras yang cantik?
Berapa banyak populasi perempuan saat ini di dunia yang perbandingannya sudah jauh dengan populasi laki-laki, dan berapa banyak dari populasi perempuan tersebut yang masih khawatir dengan kondisi fisik mereka. Tidak heran, untuk perawatan kulit saja, para perempuan ini rela menghabiskan ratusan juta rupiah, hanya untuk; terlihat lebih putih, tanpa bulu, tanpa jerawat, dan sebagainya, dan sebagainya. Terlepas dari tidak pernah puasnya manusia akan segala sesuatu, maka perempuan menempati posisi paling depan mengenai kecantikan.
Apakah naluri seorang perempuan memang seperti itu? Saya pikir, ya. Siapa sih yang tidak iri dengan seseorang yang hampir tidak kurang sedikitpun? Tubuhnya tinggi semampai, proporsional, wajah tirus, mata bulat, bulu mata dan alis tebal, kaki jenjang, dan sebagainya. Orang-orang sudah menanam definisi cantik yang demikian dalam benak mereka. Maka, bagi seseorang yang memiliki kondisi fisik sebaliknya, ia akan merasa sangat ‘minder’ dengan perempuan sempurna itu. Tapi hei, apakah definisi perempuan cantik sebenarnya adalah yang demikian? Sahabatku, tentu saja jawabannya adalah bukan. Cantik, tidak memiliki definisi. Cantik hanyalah sebuah argumen, sebuah kenisbian. Sama halnya seperti kata “enak”. Tidak selamanya definisi enak menurut kalian sama dengan definisi enak menurut orang lain. Memiliki tubuh yang sempurna layaknya seorang model, misalnya, tidak akan menjamin Allah menganggapmu cantik. Yap, kita langsung lari ke Allah, bukan lagi pada manusia. Karena, kebanyakan kita hanya mengejar penilaian manusia, bukan penilaian Sang Pencipta.
Satu hal yang perlu kalian ketahui, bahwa ada yang lebih penting dibandingkan dengan paras yang cantik. Apakah itu? Hati yang cantik. Dua hal ini, memiliki perbedaan. Jika kecantikan paras itu bisa terlihat, maka tidak dengan kecantikan hati. Jika kecantikan paras itu tercipta dengan tebalnya make up, maka tidak dengan kecantikan hati. Jika kecantikan paras itu terjaga dengan perawatan serba mahal, maka tidak dengan kecantikan hati. Kecantikan hati, hanya bisa terlihat oleh hati yang bersih, hati yang tampan pada diri laki-laki. Kecantikan hati, tidak tercipta oleh tebalnya bedak, merahnya lipstik, eyeliner on point, seberapa lama menggambar alis, tidak begitu. Kecantikan hati justeru akan tercipta oleh hal-hal yang sangat sederhana; berprasangka baik, misalnya. Kecantikan hati, akan terjaga hanya oleh orang-orang yang berani untuk istiqomah. Dan sahabatku, yang paling penting adalah, Islam, menganjurkan kita untuk mempercantik hati, bukan mempercantik diri, apalagi dengan langkah-langkah yang dibenci Allah.
Dikutip dari Hadits Riwayat Muslim No. 1467, menyebutkan bahwa “Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” Hadits ini, hanya satu di antara sekian banyak hadits yang mengagungkan wanita shalihah, bukan wanita yang cantik.
Lantas, jika seperti itu, ya sudahlah, saya tidak perlu repot-repot perawatan, tidak perlu rajin cuci muka dan sebagainya. Bukan begitu, sahabat. Ketika kita sudah memiliki hati yang cantik, nan bersih, maka kita akan mencintai kebersihan di luar diri kita. Perawatan itu harus, lho. Yang tidak boleh itu, adalah berlebihan dalam hal tersebut, sampai menghambur-hamburkan uang, apalagi dengan metode yang menentang takdir, yang berniat untuk mengubah ciptaan Allah, mengesankan ketidaksyukurannya kita pada pemberian-Nya. Maka, tidak ada salahnya koq, kita berdandan agar terlihat rapi.
Lantas bagaimana untuk memiliki hati yang cantik? Kabar gembiranya adalah, memiliki hati yang cantik tidak serepot menggambar alis, koq. Tidak serumit memasang bulu mata, pun memakai eyeliner. Hati yang cantik bisa tercipta dengan hal-hal yang sangat sederhana. Kalian tidak menghujat orang, tidak mengomentari hidup orang, tidak iri terhadap seseorang, maka kalian telah mempercantik hati kalian. Apalagi, kalian berprasangka baik, tidak suudzon, berpikir positif, maka kalian itu sangat cantik. Mudah sekali, bukan?
Bermimpilah untuk memiliki hati yang cantik. Merasa iri-lah pada mereka yang mampu memperbaiki diri, memiliki kelembutan hati, dan memiliki keteguhan jiwa. Tiru-lah mereka yang selalu ingin berbuat baik. Tak apa, jika orang lain tidak bisa melihat kecantikan itu. Karena sekali lagi, hati yang cantik akan ditemukan oleh hati yang tampan. Tidak mungkin hati yang kotor bisa melihat kecantikan hati kita. Puluhan tahun ke depan, kulit kita akan mengerut, rambut kita akan memutih, segala yang kita banggakan tidak akan secantik ini lagi. Maka jika kita senantiasa memiliki hati yang cantik, orang terbaik-lah yang akan berada di samping kita sampai waktu itu tiba J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar